Jdi na obsah Jdi na menu
 


Shavuot (Hari raya pekanan)

Isu lain yang signifikan terhadap Kalender Rabbinik dan Karaite adalah penempatan Shavuot-Hari raya pekanan.
Elohim menginstruksikan untuk menghitung 50 hari (Shavuot menjadi hari ke 50) dari waktu Paskah. [Kami meneruskan Paskah pada jaman modern ini mengacu apa yang di sebut di dalam Tanach yaitu Chag ha-Matzot, Hari raya roti tak beragi. Dalam Tanach kata Pesach di terjemahkan sebagai Passover, mengacu pada persembahan korban pada saat Hari raya roti tak beragi.
Keduanya Karaite dan Rabbinik setuju dengan maksud di atas.
Mereka tidak masing-masing tidak menyetujui permulaan penghitungannya.

Torah menyatakan sebagai berikut:

Dan kamu haruslah menghitung dari hari setelah Shabbat (Ibrani: Shabbat) itu, dari hari kedatanganmu membawa berkas (Omer) persembahan ayunan, itu harus genap tujuh pekan (Shabbat [Ibrani: Shabbatot]. Sampai pada hari setelah Shabbat ketujuh kamu harus menghitung lima puluh hari,……………..dan kamu pada hari yang sama kamu harus mengadakan pertemuan kudus. (Imamat 23:15-16, 21)

Karaite percaya bahwa Shabbat yang di sebut pada baris kedua adalah Shabbat (Jumat malam hingga Sabtu malam) yang di simpulkan pekanan.
Mereka percaya bahwa menghitung 50 hari hingga Shavuot di mulai pada hari Minggu pertama selama Paskah setelah Shabbat. [Jika hari raya roti tak beragi dimulai pada Sabtu malam seperti di dalam Kitab Yoshua, maka penghitungan dimulai pada saat hari itu juga. (bandingkan dengan Yoshua 5:11 dan Imamat 23:14).

Sebaliknya, seperti Farisi sebelum mereka, para Rabbi modern percaya bahwa kata Shabbat dalam garis pertama mengacu pada hari pertama Paskah, sedangkan kata Shabbat dalam garis lainnya di terjemahkan sebagai pekanan.
Demikianlah para Rabbi menghitung, Shavuot selalu jatuh pada 6 sivan yang merupakan 50 hari setelah hari pertama Paskah.
Untuk para Rabbinik hari dari pekanan pada Shavuot selalu bervariasi dari tahun ke tahun.
Di sisi lain, Karaite selalu merayakan Shavuot pada hari Minggu, karena ini hari setelah Shabbat ketujuh.
Untuk Karaite tanggal untuk Shavuot selalu bervariasi dari tahun ke tahun.

Dibawah ini argumen terbaik tentang penempatan Hari raya Shavuot:

1) Shavuot hanya sebuah hari libur dalam Kitab suci Ibrani tidak di berikan sebuah tanggal.
Sebaliknya kita di perintahkan untuk menghitung hari-hari tersebut hingga Shavuot.
Apakah Elohim menginginkan kita merayakan Shavuot pada hari tanggal yang sama setiap tahun, kalau memang seperti itu pasti sudah di perintahkan di dalam Torah yang menyatakan bahwa kita harus merayakan Shavuot pada tanggal ini dan itu, seperti hari-hari raya lainnya.
Ini sangat masuk akal bahwa tidak ada penanggalan yang di berikan untuk hari Shavuot karena tanggal untuk memulai pengitungannya tidak selalu tetap dalam bulan tersebut.

2) Para Rabbinik menafsirkan bahwa munculnya pertama dari kata Shabbat mengacu pada hari pertama dari Hari Paskah. Sementara secara teori mengacu pada hari pertama Paskah, segala bentuk pekerjaan dilarang pada hari itu, Torah tidak pernah menjelaskan hari ini sebagai Shabbat, seperti halnya Yom Kippur, bahkan juga tidak disebutkan sebagai Shabbaton seperti pada Yom Teruah, hari pertama Sukkot, dan Shemini atzeret (Sukkot hari ke delapan).

3) Jika kita memulai untuk menghitung pada hari Paskah, hari ke 50 tidak akan menjadi “hari setelah Shabbat ketujuh” (Imamat 23:16) karena hari ke 49 juga sebagai hari istirahat, bahkan tradisi Rabbinik, kecuali hari ke 49 terjadi pada hari Shabbat.

4) Kitab suci mengatakan Hari setelah Shabbat dengan tulisan yang pasti ini, mengindikasikan bahwa Kitab suci mengartikan Shabbat di Kejadian seperti yang tertulis pada beberapa ayat-ayat awal, Itu [hari ke 7] adalah Shabbat untuk YHWH di dalam seluruh tempat tinggalmu. (Imamat 23:3)

Dalam konteks, apakah Kitab suci bermaksud menyatakan ada hari lain yang di ketahui pada umumnya sebagai Hari Shabbat, itu pastinya akan di nyatakan secara spesifik.

5) Untuk mendapatkan argumen diatas, para Rabbi menerjemahkan kemunculan pertama dari kata Shabbat: sebagai Hari raya - mengacu pada hari pertama Paskah - dan kedua dan ketiga kejadian dari Shabbat sebagai “minggu/pekan”.

Hingga mereka menerjemahkan ayat ini:

Dan kamu haruslah menghitung dari hari setelah Hari raya (Ibrani: Shabbat) itu, dari hari kedatanganmu membawa berkas (Omer) persembahan ayunan, itu harus genap tujuh pekan (Shabbat [Ibrani: Shabbatot]. Sampai pada hari setelah Shabbat ketujuh kamu harus menghitung lima puluh hari,……………..dan kamu pada hari yang sama kamu harus mengadakan pertemuan kudus. (Imamat 23:15-16,21)

Untuk membenarkan terjemahan/penafsiran ini, seperti yang para Rabbi klaim, itu menjadi keharusan pada contoh pertama dari arti Shabbat adalah Hari raya dan dalam dua contoh lainnya di artikan sebagai Satu pekan yang berisi di dalamnya suatu Shabbat.
Penafsiran ini di pertahankan dalam Torah yang di sebut Shabbat dua kali dalam satu napas, dengan tidak ada indikasi untuk di pahami perbedaan waktu masing-masing.

Untuk alasan ini, Karaite selalu merayakan Shavuot pada hari Minggu, pada hitungan hari ke 50 dari hari setelah Shabbat pekanan yang jatuh pada saat Hari raya Paskah.