Jdi na obsah Jdi na menu
 


Alasan yang Logika Mengapa Karaite Menolak Hukum Lisan

Sebelum menguji alasan tekstual mengapa Karaite percaya semata-mata hanya percaya yang tertulis dalam Torah, itu sangat penting mengerti alasan yang logika.

 

  1. Melalui Kitab Ibrani, perkataan Torah (dalam artian sebuah instruksi ilahi) selalu di gunakan kata tunggal. Adalah Mishnah (Mishnah adalah Hukum lisan yang ditulis tahun 200 M oleh Rabbi Judah sang pangeran Talmud dan Gemara hasil dari diskusi Rabbinik atas maksud dan aplikasi dari Mishnah jadi ada dua Talmud Yerusalem Talmud selesai tahun 350 M dan Babylonia Talmud selesai tahun 500 M, yang ketiga adalah Midrash yang ditulis antara tahun 200dan 900 M. Hari ini ketiganya dadalah suatu bentuk dari Oral Torah/Hukum Lisan). Oral torah yang asli, yang dipastikan ada pada suastu tempat di dalam Kitab suci tang telah ada dari dua Torah yang di sebut paling tidak sekali. Atau dengan kata lain Para Rabbinik mengklaim bahwa ada dua Torah, Toeah tertulis dan Torah Lisan. Namun istilah Torah, ketika berarti kumpulan instruksi ilahi  tidak pernah muncul dengan bentuk kata plural dalam seluruh Tanach. Semua yang kita baca di dalam Tanach adalah bentuk kata tunggal dari Torah Moshe, bukan Torah - Torah Moshe.

  2. Melalui enam pembagian dari Mishnah ada sebuah kekurangandari formula biblikal: dan YHWH berbicara kepada Moshe dan Harun. Bahkan di dalam Mishnah tertulis:  Rabbi begini dan berkata begitu demi Rabbi begini dan begitu. Mishnah jelas sekali adalah perkataan manusia.

  3. Tanach melaporkan bahwa Torah tertulis telah hilang dan terlupakan selama 50 tahun dan hanya ditemukan kembali oleh Imam Bait suci (2 Raja 22:8,2 Taw 34:15) ini  tak terbayangkan bahwa Torah Lisan dapat di ingat ketika Torah tertulis telah dilupakan- khususnya sejak Hukum lisan bergantung pada Hukum tertulis untuk memperoleh makna penuh.

  4. Para Rabbi mengklaim bahwa Hukum Lisan telah di berikan di Gunung Sinai sebagai alat untuk penafsiran dari Torah. Namun jika salah satu sebenarnya terlihat dalam Mishnah dan Talmud maka mereka menjadi sebuah pendapat yang penuh dari para Rabbi yang tidak setuju satu sama lain hampir di setiap masalah. Para Rabbi menjelaskan bahwa kapanpun setiap adalah perbedaan pendapat,  keduanya merupakan perkataan dari Tuhan yang hidup. Sementara kemungkinan untuk dua orang belajar untuk mencapai perbedaan kesimpulan yang mengikat, alasan perintah ini menunujukan bahwa paling tidak seseorang di antaranya ada yang salah. Karaite mempertahankan bahwa tidak alasan apapun untuk percaya bahwa Tuhan akan kontradiksi dengan diriNya.