Jdi na obsah Jdi na menu
 


Ketergantungan Psikologis Pada Hukum Lisan

Pada umumnya Rabbinik mengklaim bahwa Torah adalah sebuah kerangka-kerangka pemikiran dari iman Yahudi.

Menjadi kerangka, mereka lebih lanjut mengklaim, memerlukan darah dan daginguntuk membuat lebih bersemangat dan hidup.

Para Rabbi menemukan semangat inidi dalam bentuk “Hukum Lisan”.

Sebuah penyelidikan yang cermat, akan tetapi demonstrasi yang Hukum Lisan Rabbinik bukanlah darah dan daging yang hilangnya Torah, tetapi lebih hasil kegagalan mencari yang tertulis pada arti yang benar dari mereka.

Dalam tidak adanya pencarian tersebut Hukum Lisan seringkali menjadi kesimpulan yang salah pada teks biblikal.

Sebuah tragedi besar kebanyakan orang Yahudi mengatakan bahwa Torah tidak dokumen yang tidak komplit dan harus di tambah dengan disertai Hukum Llisan ini.

Ini kebalikan pada pengajaran yang jelas di dalam Tanach itu sendiri bahwa Torah YHWH adalah sempurna (Maz 19:8{7}) [perkataan t’mima תְּמִימָה sempurna juga berarti Lengkap].

Sebagai hasilnya, para pelajar yang benar benar tertarik dalam meraih arti yang benar dari sebuah pesan menjadi ketergabtungan psikologis pada Hukum Lisan.

Mereka merasa jawabannya tidak terkandung di dalam Tanach itu sendiri dan karena itu tidak melakukan langkah langkah yang di perlukan untuk menemukan hal itu di dalam Tanach.

Kebutuhan untuk sebuah Hukum lisan untuk menafsirkan perintah-perintah sehingga menjadi memperkuat diri, tidak pernah seseorang untuk mencari jawaban dari kitab suci itu sendiri.

Yakinlah, meskipun demikian, kebanyakan arti dari perintah-perintah dan prinsip-prinsip dapat di tentukan dari kejujuran dan keseluruhan penyelidikan dari teks tersebut.

Bahwa yang tidak dapat ditentukan adalah hasil dari ketidak mampuan kita mendapatkan arti yang polos dari sebuah teks, yang tersedia untuk rata-rata bangsa israel menerima Torah.